Film Dead Poets Society: Raihlah Hari!

Film Dead Poets Society

Ada beberapa rekomendasi film dead poets society yang mungkin bisa jadi ispirasi buatmu. Film ini salah satunya. Kamu yang sedang kuliah atau sekolah barangkali bisa mengambil nilai-nilai yang ada di film ini. Bahkan ini menginspirasi saya. Film ini cocok buat kamu yang bingung dengan memilih jalan hidupmu sendiri. Menurut saya, film ini harus diputar di seluruh sekolah di Indonesia.

Cerita film ini berpusat di 7 anak laki-laki, Neil Perry (Robert Sean Leonard), Todd Anderson (Ethan Hawke), Knox Overstreet (Josh Charles), Charlie Dalton (Gale Hansen), Richard Cameron (Dylan Kussman), Steven Meeks (Allelon Ruggiero) dan Gerard Pitts (James Waterston). Ke tujuh anak itu baru baru masuk Akademi Welton.

Film ini berlatar di Akademi Welton di Vermont pada tahun 1950-an. Akademi ini merupakan sekolah khusus laki-laki. Mungkin seperti pesantren di Indonesia.

7 anak laki-laki tersebut terpengaruh oleh metode pengajaran yang diajarkan oleh John Keating (Robin Williams). Guru tersebut memiliki metode pengajaran yang tak biasa. Hal tersebut merupakan sebuah terobosan di akademi yang terkenal kaku dan disiplin tersebut.

Ketika Keating memulai kelasnya, seorang siswa membaca pengantar buku tentang puisi, yang menyebutkan bagaimana mengukur kualitas sebuah puisi dengan skala. Proses ini sudah umum dalam literatur klasik waktu itu dan sudah diajarkan dari waktu kewaktu di akademi tersebut. Keating malah menyuruh muridnya merobek halaman pengantara puisi di buku tersebut. Menurutnya, belajar puisi tidak harus sekaku itu.

Pengaruh Keating berakibat kepada Neil. Dia memutuskan belajar drama sesuai dengan passionnya daripada belajar kedokteran seperti yang sudah disarankan oleh orang tuanya. Suatu ketika Neil tampil perdana dalam sebuah pertunjukan drama. Neil menganggap hal tersebut merupakan pencapaian yang harus diapresiasi oleh orang tuanya. Namun orang tuanya tak senang terhadap apa yang dilakukan oleh Neil. Kemudian Malah mengekang Neil. Akhirnya karena frustasi, Neil bunuh diri di ruang kerja ayahnya.

Film ini memenangi Penghargaan Oscar untuk kategori Skenario Asli, dan juga nominasi Pemeran Utama Pria Oscar untuk Robin Williams, Sutradara Terbaik Oscar dan Film Terbaik Oscar.

Carpe Diem

Banyak di antara kita yang hidup dalam bayang-bayang orang lain termasuk keluarga. Intervensi keluarga dalam hidup kita bukannya tak baik. Tapi apa salahnya kalau kita mengikuti perasaan dan keinginan kita sendiri?

Di dalam film ini saya pertama kali paham apa yang dimaksud dengan carpe diem. Di dalam film ini John Keating yang diperankan oleh Robin Williams, mengatakan kepada murid-muridnya, ”Carpe diem, petiklah hari anak-anak. Buat hidupmu luar biasa,” kata Keating.

Menurut Wikipedia, carpe diem, adalah sebuah frasa Latin yang artinya: “Petiklah hari.” Frasa tersebut sebenarnya diambil dari sebuah kalimat berikut: “carpe diem, quam minimum credula postero” yang berarti: “petiklah hari dan percayalah sedikit mungkin akan hari esok.”

Kata-kata tersebut yang menginspirasi saya. Agar selalu memetik hari, selalu mengoptimalkan hari ini sepenuhnya. Dengan begitu saya harus mengoptimalkan keinginan dalam hidup saya, tidak menunda-nundanya lagi. Siapa tahu hari besok tak ada lagi. Maka optimalkanlah hari ini.

Selain itu Dead Poets Society mengajarkan kita agar memutuskan untuk memastikan hidup dari passion dan keyakinan kita sendiri. Kita harus sadar bahwa dalam hidup, kita sendiri yang menentukan jalan ceritanya. Bukan orang lain.

Gallery for Film Dead Poets Society: Raihlah Hari!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *